Rabu, 02 September 2015

Sistem Ekonomi Indonesia

A. Pengertian Sistem
Sebuah sistem pada dasarnya adalah suatu “organisasi besar” yang menjalin berbagai suvjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang atau masyarakat, untuk suatu sistem social atau sistem kemasyarakatan.
Sebuah sistem, sesederhana apapun, senantiasa mengandung kadar kompleksitas tertentu. Sebuah sistem bukan sekedar himpunan suatu subjek (Misalkan suatu kumpulan orang atau masyarakat) atau suatu himpunan objek (misalnya kumpulan dokumen atau arsip). Sebuah sistem juga bukan sekedar akidah atau norma, dan itu juga bukan pula suatu kumpulan antara lembaga – lembaga social. Melainkan sebuah sistem adalah merupakan sebuah jalinan dari semua hal tersebut , yang mencakup subjek (objek) dan perangkat kelembagaan yang membentuknya.
Sedangkan sistem ekonomi sendiri adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar menusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur – unsur manusia sebagai subjek. Barang – barang ekonomi ekonomi sebagai objek, serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnyadalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga – lembaga ekonomi baik formal – maupun non formal.
Cara kerja, mekanisme hubungan antara hukum dan peraturan perekonomian serta kaidah dan norma – norma lain (tertulis maupun tidak tertulis) yang dipilh atau diterima, dditetapkan oleh masyarakat ditempat tatanan kehidupanyang bersangkutan berhubungan. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku dan etika masyarakat. Dan sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
Suatu sistem ekonomi tidaklah berdiri sendiri. Ia berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sebuah sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsure sajadalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat. Ia merupakan salah satu dari bagian dalam kesatuan ideology kehidupan bermasyarakat di suatu negara.
Oleh karena itu semua, bukanlah hal yang mengherankan apabila dalam perjalanan penerapan suatu sistem ekonomi tertentu disebuah negaraterjadi benturan , konflik atau bahkan pertentangan. Pelaksanaan sebuah sistem ekonomi sebuah negara dapat berjalan mulus jika lingkungan kelembagaan masyarakat mendukung.
Sebagai bagian dari supra sistem kehidupan, sistem ekonomi berkaitan erat dengan sistem – sistem sosial lain yang berlangsung didalam masyarakat. Dapat dikatakan bahwa sebuah sistem ekonomi dalam suatu negara tidak dapat berjalan sendiri atau selalu “bergandengan tangan” jika tidak didampingi dengan keberadaan sistem lain.
B. Sistem Ekonomi Indonesia
Dialam negara Republik Indonesia sendiri menggunakan sistem ekonomi Demokrasi Pancasila. Sistem ekonomi inilah yang cocok dengan Indonesia, yang agaknya merupakan sistem ekonomi dengan persaingan yang terkendali.
Indonesia sebagai negara penduduk muslim tersebar didunia sejak lama sudah mencoba menerapkan sendi – sendi ekonomi islam ( sistem ekonomi campuran ) dalam praktek – praktek pembangunan ekonominya. Yang jika ditinjau berdasarkan pemilikan sumber daya ekonomi atau faktor – faktor produksi,tidak terdapat alasan intuk menyatakan bahwa sistem ekonomi kita adalah kapitalisme. Tidak cukup argument untk menyatakan Indonesia menganut sistem ekonomi sosialis. Indonesia mngakui pemilikan individual atas faktor – faktor produksi, kecuali sumber daa alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak , dikuasai oleh negara. Hal ini sebagai mana telah diungkapkan Pasal 33 UUD 1945 . jadi secara konstitusional , Sistem ekonomi Indonesia bukan Kapitalis maupun Sosialis.
Dalam memahami konsep ekonomi itu sendiri masih memiliki kerancuan. Seperti apa yang disampaikan , konsep intervensi negara yang begitu jauh dalam mengatur kehidupan rakyatnya dalam kepemilikan. Jika tidak hati – hati cenderyng mengrahkan pembaca pada pemikiran bahwa sistem ekonomi sosialis yang banyak dianut oleh negara – negara komunis lebih baik dari pada sistem Demokrasi Pancasila itu sendiri .
Sementara yang banyak diperjuangkan oleh para pemikirekonomi si Indosnesia selama ini adalah Sistemekonomi kerakyatan. Dalam konsep ini , individu tidak dilarang dalam memiliki barang – barang atau modal sama sekali, namun negara dalam hal ini mengarahkan dalam pembagiankepemilikan tersebut kepada masyarakat.
Dan sehubungan dengan persaingan antar badan usaha, tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memasuki suatu bidang usaha tertentu. Namun untuk menghindari persainagn yang tidak sehat dalam usaha barang tertentu yang sudah jenuh, pemerintam mengendalikannya dengan membuka prioritas –prioritas bidang usaha , termasuk juga prioritas local usaha pengendalian dimaksud misalnya ialah mengumumkan Daftar Negatif Investasi ( DNI ).
Ketidak kapitalisan dan ketidak sosialisan sistem ekonomi Indonesia ( masing – masing dalam pengertiannya yang murni ) terlihat pula perilaku , norma, dan etika, yang berlangsung atau berlaku berlangsung dimayarakat. Kendati tidak tertulis, tapi kadar kapitalis dan sosialis masih jelas terkandung dalam perorganisasian Indonesia.
Tapi dari itu semua rasionalitas masyarakat Indonesia dalam berekonomi adalah tercita dan terpeliharanya optimalitas , bukan maksimalitas. Dalam memenuhi keinginan, masyarakat lebih memilih tercapainya keadaan yang optimum ( keserasian pencurahan upaya dan sumberdaya dengan hasil yang diperoleh ) daripada peraihan kedudukan maksimum. Dengan begitu diharapka pertumbuhan ekonomi tetap terjaga pada tingkatyang diharapkan sekaligus ketimpangan dalam hal distribusi pendapatan perlahan – lahan dapat diperkecil.
Walaupun individualisme orang Indonesia dalam perilaku sehari – hari tampak nyata, dan diduga akhir – akhir ini semakintebal, namun rasa kebersamaan dan kesetiakawanan tak pernah memudar.
Dalam masalah tentang diterapkannya sistem tersebut adalah persoalan kemiskinan dan penganguran. Umumnya masalah ini merupaka msalah klasik yang selalu dihadapi oleh negara ini. Ketika berbicara mengenai hal tersebut sering kita pikirkan bahwa masalah tersebut selalu timbul karena adanya hal dalam ketimpangan masalah ekonomi seperti dalam contohnya pemenuhan kebutuhan pokok. Menurut bebrapa pakar hal tersebut masih berkaitan dengan banyak faktor, diantaranya dalah faktor ketimpangan kakuasaan, prestise, status, jenis kelamin, kepuasaan kerja, kondisi kerja, tingkat partisipasi, kebebasan memilih dan sebagainya , yang kesemuanya erat kaitannya dengan komponen fundamental dari hakikat konsep pembangunan, yakni merupakan upaya penaikan harga diri dan kbebasan memilih.
Jadi walaupun kebutuhan pokok masyarakat secara ekonomis sudah terpenuhi dengan baik, namun ketimpangan non-ekonomis seperti yang disebutkan diatas masih belum terpenuhi, apakah sudah bisa dikatakan rakyat tersebut sudah sejahtera (tidak miskin). 


SISTEM EKONOMI INDONESIA

A.                 Pengertian Sistem Ekonomi
            Menurut Dumairy (1996) : sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek, serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi.
            Perangkat kelembagaan terdiri dari : lembaga-lembaga ekonomi (formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peraturan-peraturan perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih dan diterima atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku, dan etika masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
            Menurut Sheridan (1998 : 6) : economic system refers to the way people perform economic activities I their search for personal happines. Dengan kata lain, sistem ekonomi adalah cara manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya.
            Menurut Sanusi (2000 : 10) : sistem ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, sosial-politik, ide-ide) yang saling memengaruhi satu dengan lainnya yang ditujukan ke arah pemecahan problem-problem ; produksi-distribusi-konsumsi yang merupakan problem dasar setiap perekonomian.
            Menurut Lemhannas : sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi. Adapun sistem diartikan sebagai suatu totalitas terpadu yang terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan, saling terkait, saling memengaruhi, dan saling tergantung menuju tujuan bersama tertentu.
Menurut Sanusi, ada tujuh elemen penting dari sistem ekonomi, yaitu :
          Lembaga-lembaga/pranata-pranata ekonomi,
         Sumber daya ekonomi
         Faktor-faktor produksi
         Lingkungan ekonomi
         Organisasi dan manajemen
         Motivasi dan perilaku pengambilan keputusan atau pemain dalam sistem itu.
Proses pengambilan keputusan.
            Ada lima kekuatan yang memengaruhi sistem ekonomi menurut Sanusi (2000), yaitu : Sumber-sumber sejarah, kultur/tradisi, cita-cita, keinginan-keinginan, dan sikap masyarakat. SDA, termasuk iklim Filsafat yang dimiliki dan dibela oleh sebagian besar masyarakat.
            Sedangkan menurut Lemhannas, ada 8 kekuatan yang mempengaruhi sistem ekonomi : Falsafah dan ideologinya Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya Karakteristik demografinya Nilai estetika, norma-norma, serta kebudayaan masyarakatnya Sistem hukum nasionalnya.
Macam-macam Sistem Ekonomi :
            Macam-macam Sistem Ekonomi Menurut Sanusi (2000 : 12), 
perbedaan antarsistem ekonomi satu dengan lainnya terlihat dari ciri-cirinya :
         Kebebasan konsumen dalam memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
         Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
         Pengaturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
          Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
         Pengaturan atas keuntungan usaha yang diperoleh
          Pengaturan atas motivasi usaha
         Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi
         Penentuan pertumbuhan ekonomi
         Pengendalian stabilitas ekonomi
         Pengambilan keputusan
         Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan
Ada tiga macam sistem ekonomi menurut Sanusi
a)                  Sistem Ekonomi Kapitalis,
            ciri-cirinya :
          Hak milik pribadi.
       Alat-alat produksi atau sumber daya ekonomi seperti SDA, modal, dan tenaga kerja dimiliki oleh individu dan lembaga lembaga swasta.
        Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan memilih. Kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif.
     Kebebasan memilih terkait dengan kedaulatan konsumen dan kebebasan pengusaha untuk memeroleh sumber daya ekonomi.
     Kebebasan juga dimiliki oleh pekerja dalam memilih setiap jenis pekerjaan yang dikehendakinya.
        Motif kepentingan diri sendiri. Merupakan kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk memenuhi kepentingan/keuntungan diri sendiri
Persaingan.
         Setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembeli maupun pengusaha, dengan motivasi mencari keuntungan yang maksimum bebas bersaing di pasar dengan kekuatan masing-masing.
       Setiap pelaku ekonomi swasta bebas memasuki dan meninggalkan pasar. Harga ditentukan oleh mekanisme pasar. Segala keputusan yang diambil oleh pengusaha (penjual) dan konsumen (pembeli) dilakukan melalui sistem pasar.
            Dengan demikian, tingkat harga dan jumlah produksi yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
            Peranan pemerintah terbatas. Pemerintah mempunyai peran yang dapat membatasi berbagai kebebasan individu. Misal, mengeluarkan peraturan yang melarang praktik monopoli nonalamiah dan melindungi hak-hak konsumen dan pekerja.
            Menurut Dumairy (1996 : 32), sistem ekonomi kapitalis adalah : suatu sistem ekonomi yang menyandarkan diri sepenuhnya pada mekanisme pasar, prinsip laissez faire (persaingan bebas), meyakini kemampuan “the invisible hand” dalam menuju efisiensi ekonomi.
            Mekanisme pasarlah (kekuatan permintaan dan penawaran) yang akan menentukan secara efisien ketiga pokok persoalan ekonomi (apa yang harus diproduksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa diproduksi).
b)                  Sistem Ekonomi Sosialis
            Menurut Dumairy (1996 : 32), sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Bagi kalangan sosialis, pasar justru harus dikendalikan melalui perencanaan terpusat. Adanya berbagai distorsi dalam mekanisme pasar menyebabkannya tidak mungkin bekerja secara efisien; oleh karena itu pemerintah atau negara harus turut aktif dalam perekonomian. 
         Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi dalam dua subsistem, yaitu :
a.                   Sistem Ekonomi Sosialis Marxis atau sistem ekonomi komando
            cirinya : Seluruh unit ekonomi baik produsen, konsumen maupun pekerja tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando otoritas tertinggi yaitu partai.
            Partai menentukan secara rinci arah dan sasaran yang harus dicapai dan yang harus dilaksanakan oleh setiap unit ekonomi dalam pengadaan, baik barang-barang untuk sosial (social goods) maupun untuk pribadi (private goods). Ruang gerak bagi adanya inisiatif dari pelaku-pelaku ekonomi tidak ada sama sekali. Sistem ini dianut oleh : mantan negara Uni Soviet, negara-negara Eropa Timur, Korea Utara dan Kuba.
b.                  Sistem Ekonomi Sosialis Demokrat
            cirinya : Di satu pihak ada kebebasan individu seperti dalam sistem ekonomi kapitalis. Namun di pihak lain, peran pemerintah lebih besar misalnya dalam menentukan upah minimum dan penetapan harga minimum atau maksimum serta ada kebijakan perlindungan usaha, konsumen dan pekerja, Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip kebebasan individu dengan kemerataan sosial. Sistem ini dianut di Eropa Barat terutama Jerman.
c)                  Sistem Ekonomi Campuran, adalah sistem yang mengandung beberapa elemen dari sisitem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Sistem ini lahir sebagai aplikasi dari negara-negara yang tidak dapat menerapkan sistem baik kapitalis maupun sosialis secara 100%. Menurut Sanusi (2000 : 57) : dalam sistem ekonomi campuran di mana kekuasaan serta kebebasan berjalan secara bersamaan walau dalam kadar yang berbeda-beda.
            Ada sistem ekonomi campuran yang mendekati sistem kapitalis/liberalis karena kadar kebebasan yang relatif besar atau persentase dari sistem kapitalisnya sangat besar.
            Ada pula sistem ekonomi campuran yang mendekati sistem ekonomi sosialis, di mana peran kekuasaan pemerintah relatif besar terutama dalam menjalankan berbagai kebijakan ekonomi, moneter/fiskal dan lain-lain.
            Di dalam sistem ekonomi campuran adanya campur tangan pemerintah terutama untuk mengendalikan kehidupan/pertumbuhan ekonomi, mencegah adanya konsentrasi yang terlalu besar di satu orang atau kelompok swasta, juga untuk melakukan stabilisasi perekonomian, mengatur tata tertib serta membantu golongan ekonomi lemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar